SELASA, 2 AGUSTUS 2022

BAHAN BACAAN : MATIUS 21:12-17

Pendahuluan

Hidup adalah berkat yang tak ternilai dari Tuhan maka seharusnya hidup dimaknai dengan melakukan segala sesuatu untuk menyenangkan Sang Pemilik Kehidupan dan bukan ambil keuntungan dari setiap tindakan yang ditujukan kepada Sang Pemilik Kehidupan.

Pendalaman Teks

Tuhan Yesus menemukan kesalahan dilakukan di halaman Bait Allah sehingga membuat-Nya marah. Alkitab tejemahan LAI secara jelas menyebut ‘halaman Bait Allah’ (ay.12) namun sebenarnya kata ‘halaman’ itu tidak ada. Kata itu dipakai untuk menyimpulkan bahwa praktek jual beli dilakukan bukan di dalam Ruang Suci dan Ruang Maha Suci tetapi di halaman atau pelataran Bait Allah. Dalam bahasa Yunani ada 2 kata yang diterje­mahkan ‘Bait Allah’ yakni Hieron yang menunjuk pada seluruh kompleks Bait Allah termasuk halaman atau pelataran dan Naos yang menunjuk hanya pada Ruang Suci dan Ruang Maha Suci. Kata Yunani yang dipakai pada cerita ini adalah hieron. Perlu juga dibedakan apa yang dimaksud dengan halaman Bait Allah dan halaman gereja zaman sekarang. Pelataran Bait Allah adalah tempat berbakti dimana umat diperbolehkan untuk datang dan beribadah. Sementara Ruang Suci diperuntukkan hanya untuk para imam. Dan Ruang Maha Suci hanya boleh dimasuki oleh imam tertentu yang terpilih dan imam besar. Maka bagian pelataran yang dipakai berjualan adalah tempat ibadah bagi umat. Maka tidak diperkenankan untuk berjualan demi kepentingan diri para penjual dan itu salah.

Memang orang hanya berjualan binatang yang dipakai sebagai korban bagi Tuhan dan satu sisi mereka menolong umat Israel yang datang dari jauh. Setiap orang dibolehkan membawa sendiri binatang persembahan tetapi hal itu dianggap akan merepotkan bila mereka datang dari tempat yang jauh. Pada sisi lain, karena binatang yang dikorbankan untuk Tuhan haruslah meme­nuhi syarat-syarat tertentu seperti tidak bercacat, dsb maka para imam, sesuai peraturan Musa, bertanggung jawab dan satu-satunya yang memiliki kuasa untuk memeriksa binatang-binatang tersebut. Dalam praktek, para imam berusaha mendapatkan keuntungan dengan memaksa umat membeli binatang di Bait Allah sehingga mereka menolak bina­tang-binatang yang tidak dibeli di Bait Allah. Itulah sebabnya Yesus menyebut mereka penyamun (ay.13). Keuntungan yang diambil dari penjualan binatang-binatang itu tidak tanggung-tanggung karena mereka menjualnya dengan harga berkali lipat dari harga normal. Termasuk untuk penjualan burung merpati, yang merupa­kan persembahan dari orang miskin. Mereka juga menyediakan tempat penukaran uang, karena dalam Bait Allah tersebut, uang asing dinyatakan tidak berlaku, sehingga harus ditukarkan dulu sebelum bisa dipakai sebagai alat pembayar dan tentu saja mereka mengambil untung lagi. Inilah yang membuat Yesus menjadi marah. Untuk itu Tuhan Yesus tanpa menegur langsung menghajar. Kemarahan Yesus bukan dosa (bdk. Ef 4:26) namun kemarahan yang suci untuk memberi peringatan dengan keras dan mengubah apa yang sudah bobrok menjadi baik.

Pada ayat 13, Tuhan Yesus menyebut Bait Allah sebagai rumah doa (Yes 56:7; Yer 7:11). Rumah yang harus dikuduskan dari dosa supaya setiap orang bisa khusyuk berdoa. Kata ‘sarang penyamun’ dipakai untuk menunjukkan bahwa Rumah Doa dijadikan pusat kejahatan dan tempat para penyamun merasa aman dan tidak takut-takut dalam melakukan kejahatannya. Matius tidak menuliskan reaksi mereka terhadap tindakan Yesus tetapi Mrk 11:18; Luk 19:47-49 mengata­kan bahwa mereka mau membunuh Yesus.

Setelah tindakan itu, Tuhan Yesus menunjukkan praktek yang seharusnya dilakukan dalam Bait Allah yakni menyembuhkan banyak orang sakit (ay.14). Sayangnya apa yang Yesus lakukan tidak berdampak pada mereka (ay.15). Mereka tetap jengkel karena merasa Yesus sedang membuat penghujatan dengan membiarkan anak-anak berseru Hosana (ay.16)

Dari teks ini, renungan yang dapat dikembangkan dan diajarkan antara lain:

1. Jangan cari keuntungan dalam pelayanan?

Berjualan di tengah-tengah ibadah untuk mencari keuntungan tidak diperkenankan oleh Tuhan. Bagaimana orang bisa beribadah sekaligus mendengar keributan penjualan? Selain itu upaya mencari keuntungan berlipat ganda dari penjualan adalah praktek pemerasan. Atas nama pelayanan tidak dibenarkan orang melakukan tindakan mencari keuntungan dengan harga yang berkali-kali lipat. Lalu apakah lelang dalam gereja diperbolehkan? Lelang dalam gereja adalah hal yang berbeda dengan praktek di Bait Allah pada masa Yesus. Lelang adalah menguangkan persembahan natura yang dibawa jemaat. Karena itu lelang adalah bagian dari akta persembahan kepada Tuhan. Hanya saja gereja mesti memastikan bahwa harga jual tidak dilebih-lebihkan.

2. Bolehkah marah?

Kemarahan Tuhan dengan mengusir dan membalikkan meja penukar uang dan bangku penjual merpati adalah kemarahan akibat terlalu jahatnya praktek pemerasan dalam Bait Allah. Dan itu harus Yesus lakukan untuk menunjukkan kejahatan para imam yang semakin mengerikan. Akan tetapi kemarahan Yesus bukan kemarahan berkepanjangan dan menakutkan karena setelah marah justru orang-orang cacat datang kepada-Nya dan disembuhkan oleh-Nya serta anak-anak memuliakan perbuatan Yesus. Jadi boleh marah ketika kejahatan terjadi tapi kuasailah diri dan tetaplah berbuat baik.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Linkdin
Share on Pinterest

Leave a comment

Kumpulan Bacaan