Bahan PA Jumat, 5 Agustus 2022

JUMAT, 5 AGUSTUS 2022

BAHAN BACAAN: MATIUS 21:18-22

Pendahuluan

Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan tujuan. Manusia Tuhan ciptakan unik dan berbeda. Karena itu Tuhan letakkan tujuan khusus bagi setiap manusia. Maka perjalanan hidup setiap manusia adalah memenuhi tujuan itu. Tanpa itu maka hidup sia-sia belaka. Panggilan kita adalah menghasilkan buah untuk memuliakan Tuhan.

Pendalaman Teks

Injil Matius mencatat dalam perjalanan, Yesus lapar lalu mendekati pohon ara dan mendapati bahwa pohon ara itu tidak berbuah lalu Ia mengutuk pohon ara sehingga menjadi kering dan peristiwa itu terjadi sekaligus pada hari itu. Sementara Markus mencatat peristiwa ini dalam 2 tahap antara sebelum menyucikan Bait Allah dan sesudah (Mark 11:12-14; 20-21). Matius meringkas cerita itu, dan mempersatukan 2 tahap itu menjadi satu. Mat 21:19c dicatat bahwa pohon ara itu kering seketika itu juga, sedangkan dalam Markus kering­nya pohon ara itu baru diketahui pada keesokan harinya (Mrk 11:20), tetapi kedua bagian ini tidak bertentangan, karena Markus mengatakan ‘sudah kering’, bukan ‘baru kering’.

Peristiwa ini mengandung beberapa keanehan yaitu pertama, bagaimana mungkin Yesus tidak tahu bahwa pohon ara itu tidak ada buahnya karena saat itu memang bukan musim buah ara (Mrk 11:13b). Kedua, tindakan kecewa, lalu marah, dan mengutuk pohon ara menunjukkan sikap kekanak-kanakan, padahal Ia adalah manusia yang begitu agung dan bijaksana. Ketiga, pohon itu tidak bersalah karena saat itu memang bukan musim berbuah (Mrk 11:13b) lalu bagaimana boleh pohon itu disalahkan karena ia tidak berbuah pada saat memang bukan musimnya? Lagi pula pohon bukanlah makhluk bermoral yang harus ditempeli label penilaian baik atau jahat tetapi mengapa ia dihukum dengan kutukan? Dengan daun yang lebat saja ia sudah berguna yakni bisa dijadikan tempat berteduh. Keempat, ini adalah satu-satunya peristiwa dimana Yesus mengguna­kan kuasaNya untuk menghancurkan sesuatu. Biasanya Ia selalu menggunakannya untuk menyembuhkan, membangkitkan dsb.

Menjawab keanehan-keanehan ini, ada banyak tafsiran seperti ada yang mengatakan kemungkinan bahwa kejadian ini tidak betul-betul terjadi. Mungkin Yesus sedang lewat dan Ia meli­hat pohon ara yang sudah kering, lalu Yesus menggunakan pohon ara yang sudah kering itu untuk mengajar tentang ketidakbergunaan mengundang bencana. Namun itu artinya kita tidak mempercayai kebenaran cerita Injil padahal apapun yang tertulis dalam alkitab memiliki nilai kebenaran yang absolut. Ada juga yang menafsir bahwa Yesus melakukan hal ini untuk menunjukkan kuasaNya atas alam (ay.21).

Yang pasti Yesus melakukan semua itu dengan tujuan untuk menjadikan peristiwa itu sebagai suatu perumpamaan. Biasanya Yesus memberikan perumpamaan dengan kata-kata (spoken parable yakni perumpamaan yang diucapkan), tetapi di sini  Ia memberikan suatu perumpamaan yang diperankan (acted or enacted parable). Alkitab bercerita tentang banyak perumpamaan yang diperankan seperti Hosea disuruh kawin dengan perempuan sundal (Hos.1:2), atau Yunus diajarkan dengan pohon jarak (Yun 4:6-11). Peristiwa ini mungkin sekali merujuk pada penyucian Bait Allah yang akan segera Yesus lakukan. Karena itu Yesus mau menggambarkan Bait Allah sebagai pohon ara yang hanya berdaun lebat tetapi tidak berbuah ini. Bait Allah kelihatan megah, banyak aktivitas ibadah, tetapi penuh praktek kejahatan. Bisa jadi pengutukan atas pohon ara digenapi dengan dihancur­kannya Bait Allah oleh orang-orang Romawi pada tahun 70 Masehi. Selain itu orang Yahudilah yang Yesus anggap sebagai pohon ara yang berdaun lebat tetapi tidak berbuah (Bdk ayat-ayat yang menggambarkan Israel sebagai pohon atau buah ara: Hos.9:10; Yer.8:13 Mikha 7:1). Israel menganggap diri hebat sebagai umat pilihan Allah, tetapi mereka tidak beriman kepada Yesus, maka mereka tidak punya kebenaran.

Apa yang Yesus lakukan terhadap pohon ara mencengangkan murid-muridNya lalu Yesus mengajar tentang doa disertai iman. Doa disertai iman memungkinkan hal yang kelihatannya mustahil dapat terjadi.

Dari teks ini, renungan yang dapat dikembangkan dan diajarkan antara lain:

  1. Jadilah berguna. Hasilkanlah buah bagi Tuhan

Menjadi pengikut Kristus tanpa menjadi berguna bagi Tuhan dan sesama, tanpa menghasilkan buah bagi Tuhan sama seperti pohon ara yang berdaun lebat tetapi tidak berbuah maka ia tak berguna menurut tujuannya. Pohon ara ada untuk menghasilkan buah dan bukan daun. Maka hasilkanlah buah sesuai dengan pertobatan sebab Tuhan menuntut ada buah dari setiap pertobatan (Mat 3:8,10; Luk 13:6-9; Yoh 15:2,4-6,8).

  1. Berdoa dalam iman

Tindakan berdoa adalah percaya bahwa ada Tuhan yang mendengar. Tindakan itu mesti dilakukan dalam iman bahwa Tuhan pasti menjawab sekaligus iman membuat kita tetap mempercayai bahwa apapun bentuk jawaban Tuhan, itu yang terbaik bagi kita. Berdoa dalam iman juga memungkinkan perbuatan ajaib yang mustahil dapat terjadi melalui kita. Allah bekerja melalui orang yang memohon di dalam iman yang sungguh.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Linkdin
Share on Pinterest

Leave a comment

Kumpulan Bacaan