Selasa, 23 Agustus 2022
Bahan Bacaan : Nehemia 8 : 1 – 19
Pendahuluan
Tuhan Yesus mengatakan bahwa manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Perkataan itu haruslah menjadikan kita sadar bahwa yang paling penting dari semua bentuk pemenuhan kebutuhan manusia adalah pemenuhan kebutuhan akan Firman Allah dan itu mesti menempati porsi utama dan terutama.
Pendalaman Teks
Bagian ini adalah cerita tentang salah satu kebangunan rohani terbesar dalam PL dan menyatakan prinsip dasar bagi pembaharuan dan kebangunan rohani yakni pemberitaan Firman Allah (Neh.8:1-8). Ay.2, menurut alkitab berbahasa Inggris (NIV), ‘all the people assembled as one man’ (semua orang itu berkumpul sebagai satu orang). Ini menunjukkan kesatuan dalam perkumpulan yang berbakti itu. Ay.3-4, yang berkumpul adalah orang-orang yang dapat mengerti. Hal yang mereka lakukan dalam kebaktian, yaitu: doa dan pemberitaan Firman Tuhan. Pertama, doa. Ay.7, Ezra menaikkan doa pujian dan pada akhir doa, jemaat menyambut dengan ‘amin’. Kata ‘amin’ adalah kata bahasa Ibrani yang berarti ‘sungguh, benar, pasti’. Dengan mengucapkan amin maka jemaat menyetujui doa yang dinaikkan oleh Ezra dan sekaligus menjadikan doa Ezra itu sebagai doa mereka. Mereka mengatakan ‘amin’ sambil mengangkat tangan. Alkitab banyak menulis tentang orang berdoa sambil mengangkat kedua tangan (bdk. Maz.134:2), maka tidak salah bila orang berdoa sambil mengangkat tangannya tapi perlu diingat bahwa alkitab tidak mengharuskan untuk mengangkat tangan pada saat berdoa (Luk 18:13 pemungut cukai berdoa tanpa angkat tangan). Alkitab tidak menentukan posisi jasmani orang saat berdoa. Mereka juga berlutut sujud menyembah Tuhan dan tindakan ini boleh saja dilakukan dalam kebaktian, tetapi juga bukan suatu keharusan. Yang penting adalah hati yang betul-betul menyembah Tuhan (bdk. Yoh 4:24).
Kedua, pemberitaan Taurat. Ezra menjadi pemberita. Ia seorang imam (ay.3,10), dan sekaligus seorang ahli Taurat (ay.2,5,10,14). Cara pemberitaan: Taurat dibacakan, lalu diterjemahkan dan diberi penjelasan supaya bisa dimengerti (ay 4,8,9). Tugas pemberita yang sebenarnya adalah menjelaskan arti teks Alkitab, bukan membuat lelucon dan kesaksian. Cerita, lelucon dan kesaksian boleh ditambahkan kalau itu bisa membuat arti teks lebih mudah diingat oleh pendengar, tetapi jelas bahwa cerita, lelucon dan kesaksian tidak boleh menduduki tempat terutama dalam khotbah. Ay.4, lamanya pemberitaan Taurat adalah ‘dari pagi sampai tengah hari’. Dalam perhitungan waktu orang Israel, tengah hari menunjukkan waktu sekitar 6 jam sore. Ay.2 mengatakan mereka meminta dibacakan Taurat. Kerinduan pada Taurat Tuhan menyebabkan mereka bisa mendengar Taurat dalam waktu yang lama. Dan itu juga membuktikan sikap hormat pada Taurat Tuhan (ay.6). Setelah mendengar, orang Israel taat dan itu ditunjukkan dalam sikap mau bersukaria. Mulanya mereka menangis (ay 10), karena Taurat Tuhan membuat mereka sadar akan dosa mereka tapi saat itu bukan saat untuk menangis maka Nehemia, Ezra dan orang-orang Lewi melarang mereka menangis (ay.10b-12). Ay 10-12, 3x Nehemia dan Ezra mengingatkan ‘hari kudus’ dan menangis tidak cocok untuk digabungkan. Jadi salah kalau ada golongan Kristen yang memaksakan selalu menangis dalam kebaktian karena hari kebaktian adalah hari kudus (Kel 20:8 Kej 2:2-3). Dan bukan tradisi alkitab untuk menangis dalam kebaktian, sekalipun alkitab mencatat ada orang yang menangis saat berdoa. Mereka juga makan dan minum sebagai tanda sukaria lalu dilanjutkan dengan membagi makanan bagi orang miskin (ay.11). Ay.15-19, mereka tinggal dalam pondok untuk memperingati perjalanan leluhur dari Mesir ke Kanaan (bdk.Im 23:41-43).
Dari teks ini, renungan yang dapat dikembangkan dan diajarkan antara lain:
- Jadikan Firman Tuhan Yang Terutama
Rentetan sikap tatkala mendengarkan Firman Tuhan dimulai dengan kerinduan untuk mendengarkan Firman Tuhan lalu berkumpul bersama, sehati dan meminta supaya Firman Tuhan dinyatakan memalui pembacaan, penjelasan, terjemahkan, tafsiran, pengajaran, dll supaya dimengerti. Tak peduli menghabiskan waktu yang lama tapi sikap hormat tetap diberikan. Dan semua mengalami sukacita yang besar lalu mengakhiri pemberitaan dengan berbagi dan berkomitmen untuk taat sepenuhnya. Rasa hormat terhadap Tuhan dan FirmanNya mesti menempati tempat yang paling utama dalam ibadah dan umat meresponinya dengan hidup yang diperbaharui, berbalik dari dosa, memisahkan diri dari cara hidup yang tidak berkenan, mengaku bahwa hanya Engkau adalah TUHAN (9:6). Akhirnya kita dapat melihat, lewat Firman Tuhan yang disampaikan terjadilah kebangunan rohani yang luar biasa. Dan semua itu dapat terjadi hanya karena anugerah Allah dan bagaimana sikap kita ketika mendengarkan suaraNya
- Bukan Sikap Jasmani Tapi Sikap Hati
Memperhatikan sikap jasmani saat berdoa dan mendengarkan pemberitaan Firman mungkin penting tapi memperhatikan sikap hati yang menyerah, hati yang bersih, hati yang penuh penyesalan dosa jauh lebih penting. Orang Israel saat mendengar Taurat dibacakan mereka menangis tapi tangisan tidak lebih penting daripada sukacita karena Firman Tuhan. Mereka berdiri, menyatakan amin, berlutut dan menyembah kepada Tuhan tapi yang terpenting adalah kesetiaan mereka dan komitmen untuk taat sepenuhnya.