Pulihkanlah Kami dari Pengkhianatan Orang Terdekat!

Minggu Sengsara V, 10 Maret 2024

Pembacaan Alkitab: Lukas 22:1-6

Tema : Pulihkanlah Kami dari Pengkhianatan Orang Terdekat!

 

Pendahuluan

Et tu, Brute? merupakan perkataan yang diucapkan oleh Julius Gaius Caesar kepada Marcus Junius Brutus. Dalam bahasa latin, perkataan tersebut berarti ‘Engkaukah juga, Brutus?’ Brutus adalah sahabat Caesar. Caesar memberinya kedudukan yang tinggi dalam pemerintahan. Saat Caesar sekarat karena ditikam oleh para senator, Brutus hadir dan menyaksikan peristiwa tersebut. Namun, ketika Caesar pergi ke arahnya untuk meminta pertolongan, Brutus justru menikamnya. Dalam ketidakpercayaan, Caesar berkata, “Et tu, Brute? Perkataan yang mengungkapkan kekecewaannya atas pengkhianatan Brutus. Sebelum tewas, ia berkata, “then fall, Caesar”! artinya jika demikian, jatuhlah Kaisar! Caesar tewas di tangan sahabatnya sendiri. Lukas 22:1-6 juga mengemukakan peristiwa pengkhianatan oleh orang terdekat.

Secara sederhana, pengkhianatan adalah perbuatan yang tidak setia. Dalam kehidupan bermasyarakat, pengkhianatan merujuk pada tindakan individu atau kelompok yang melanggar aturan, nilai dan norma sosial. Umumnya pengkhianatan gampang dilakukan namun sulit dimaafkan. Renungan ini mengajak setiap orang yang pernah terluka karena pengkhianatan atau pernah berkhianat untuk pulih dan hidup sesuai teladan Kristus.

Penjelasan Teks

Lukas 22:1-6 menandai babak baru dalam pelayanan Yesus di Yerusalem. Teks ini merupakan penggenapan dari perkataan Yesus tentang penderitaan yang akan Ia alami (Luk. 9:22; 18:31- 33). Kisah penderitaan Yesus dimulai dari rencana para imam kepala dan ahli-ahli Taurat untuk membunuh Yesus. Rencana pembunuhan tersebut dilakukan menjelang hari raya Roti Tidak Beragi yang disebut Paskah. Hari raya Roti Tidak Beragi atau Paskah awalnya merupakan dua hari raya yang dilaksanakan terpisah (Im. 2:4-8), namun pada zaman Yesus kedua perayaan tersebut digabungkan. Penekanan waktu Paskah menunjukkan adanya hubungan antara Paskah dengan penderitaan, kematian dan kebangkitan Yesus.

Rencana pembunuhan dalam Lukas 2:2 berawal dari konflik Yesus dengan para imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Konflik itu tersirat bahkan tertulis dalam pengajaran dan tindakan Yesus. Pengajaran tentang hukum Taurat, tindakan-Nya yang merangkul orang berdosa dan pemungut cukai serta kecaman-Nya terhadap kesalehan palsu orang Farisi. Namun rencana pembunuhan tersebut mengalami kebuntuan. Para imam kepala dan ahli-ahli Taurat takut terhadap dukungan orang banyak terhadap Yesus. Hanya pengkhianatan dari orang terdekat yang mampu menjatuhkan Yesus.

Yesus sangat dekat dengan para murid. Kedekatan yang tidak semata-mata ditunjukkan dalam relasi antara guru dan murid. Lukas 15 menggambarkan kedekatan tersebut dalam gambaran orang tua dan anak, gembala dan domba-domba-Nya. Namun kedekatan tidak menjamin para murid mengerti kehendak Yesus. Mereka beberapa kali saling berdebat dan salah bertindak (Luk. 9:46-50; 18:15-17, 34). Kelemahan para murid menjadi cela untuk menjatuhkan Yesus. Kelemahan itulah yang membuat Iblis mudah untuk menguasai Yudas Iskariot Iskariot.

Intervensi Iblis berkaitan dengan peristiwa pencobaan di padang gurun (Lukas 4:13). Intervensi ini memiliki tiga makna. Pertama, pengkhianatan bertentangan dengan kehendak Allah. Kedua, pengkhianatan hanya terjadi pada orang yang mudah terhasut demi memenuhi ambisi pribadi atau kelompok. Ketiga, pengkhianatan berdampak pada rusaknya hubungan antara Allah dan ciptaan serta antarciptaan.

Pengkhianatan Yudas Iskariot terjadi karena ketidakmampuannya memahami misi Yesus dan tugasnya sebagai seorang murid. Ia mungkin masih kecewa dengan teguran Yesus (Yoh. 12:7-8). Ia mungkin merasa tidak memperoleh apapun saat mengikuti Yesus. Sikap Yudas Iskariot yang mencintai uang dijelaskan dalam Yohanes 12:5-6. Ia bahkan disebut sebagai seorang pencuri. Kisah pengkhianatan Yudas Iskariot dilanjutkan dengan pertemuannya bersama para imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah. Dalam pertemuan tersebut, ia mengemukakan maksudnya untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. Ia pun menyetujui sejumlah uang yang ditawarkan kepadanya.

Pengkhianatan Yudas Iskariot sudah diketahui oleh Yesus. Yesus menubuatkankannya dalam Lukas 21:16. Namun Yesus tidak menyerah untuk memulihkan keadaan Yudas Iskariot. Yesus mengasihinya. Yesus bahkan kembali menasehati Yudas Iskariot setelah pertemuannya dengan para imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah (Luk. 22:21-22).

Catatan Aplikatif

Banyak politikus yang obral janji sebelum pemilihan dan ingkar janji setelah pemilihan. Banyak pemilih yang menjual suara dan mengingkari hati nurani demi mendapatkan keuntungan. Dalam dunia kerja, orang dapat menjatuhkan bahkan mencelakakan rekannya karena iri hati. Dalam dunia pelayanan, seorang pelayan mampu menjatuhkan rekan sepelayanannya dengan menyebarkan berita yang tidak benar. Banyak keluarga yang berantakan karena suami dan atau istri berselingkuh. Banyak anak muda yang mengkhianati kepercayaan orang tua karena hidup mengikuti perut dan nafsu. Banyak bayi yang dibuang karena dikhianati orangtuanya. Banyak pekerja migran asal NTT yang pulang tanpa nyawa karena pengkhianatan orang-orang yang hati dan mulutnya dikendalikan oleh uang. Kasus pengkhianatan berupa penipuan, kemunafikan, bullying bahkan semakin marak terjadi seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengkhianatan dapat terjadi dalam berbagai lingkup kehidupan oleh siapapun kepada siapapun.

Brutus dan Yudas Iskariot membuktikan bahwa pengkhianatan dapat dilakukan oleh orang terdekat. Pengkhianatan dari orang yang dipercaya bisa meninggalkan trauma bahkan kematian. Masih teringat kasus Yesa. Seorang anak adopsi yang tewas karena pengkhianatan orangtua angkatnya. Tidak bisa dibayangkan betapa berat dan sakitnya penderitaan mereka yang mengalami pengkhianatan dari orang terdekat.

Dalam minggu sengsara ini, kisah pengkhianatan Brutus, Yudas Iskariot dan berbagai pengalaman hidup menyadarkan kita tentang betapa bejat dan rapuhnya manusia dalam menjalani kehidupan. Tanpa kendali manusia mampu mengkhianati orang yang dekat. Tanpa kendali pula manusia menerima pengkhianatan dari orang terdekat. Tidak mudah untuk pulih dari pengkhianatan. Tidak mudah juga untuk hidup di dunia tanpa pengkhianatan. Tetapi kesukaran tersebut bukanlah kemustahilan.

Yesus tidak pernah menyerah untuk menyadarkan Yudas dan mereka yang mengkhianati-Nya. Yesus juga memilih untuk mengampuni bukan mendendam. Pemulihan dari pengkhianatan orang terdekat bukan kemustahilan. Ada tiga sikap hidup yang bisa diterapkan berdasarkan Lukas 22:1-6.

  1. Serahkanlah hidupmu hanya kepada Tuhan

Yudas Iskariot mengambil keputusan tanpa melibatkan Tuhan. Ia justru menyerahkan hidupnya pada para imam kepala dan para kepala pengawal Bait Allah. Ia berpikir kekuasaan, uang dan tindakan menyerahkan Yesus dapat mengubah situasi menjadi lebih baik. Namun pengkhianatannya justru membuatnya menyesal dan memilih untuk mengakhiri hidup.

Serahkanlah hidup pada Tuhan. Bila bersama Tuhan, maka kesulitan hidup tidak sanggup membuat kita gentar dan salah bertindak. Jangan memilih untuk hidup berdasarkan dendam dan kekecewaan. Tetapi pilihlah hidup berdasarkan kehendak-Nya.

  1. Berusahalah untuk memahami kehendak Tuhan

Ketidakpahaman akan kehendak Tuhan bisa menimbulkan pemahaman dan tindakan yang keliru. Kekeliruan mengakibatkan Yudas Iskariot menderita hingga akhir hidupnya. Kehendak Tuhan memang tidak dapat diselami oleh manusia. Karena itulah carilah kehendak-Nya dengan tekun berdoa dan bersabar menjalani seluruh proses pembentukan hidup yang diijinkan Tuhan. Kita mampu pulih dari kesalahan dan kesulitan hidup karena pengkhianatan.

  1. Ampunilah mereka yang berkhianat

Teladanilah Yesus yang bersedia untuk mengampuni mereka yang mengkhianati-Nya. Mengampuni bukan melupakan tetapi mengikhlaskan dan menjalani hidup dengan rasa syukur. Mengampuni bukan mengakui kekalahan. Hanya orang tangguh yang mampu mengampuni dan berjuang untuk hidup sesuai dengan tuntunan Tuhan. (abl)

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Linkdin
Share on Pinterest

Leave a comment

Kumpulan Bacaan