Kristus Dasar Penciptaan Alam Semesta

Bahan Khotbah Minggu Kristus Raja, 26 November 2023

Bacaan Alkitab: Ibrani 1:1-4

Tema: Kristus Dasar Penciptaan Alam Semesta

 

Pengantar

Meskipun Alkitab menyebutkan bahwa Yesus adalah Pencipta alam semesta, tidak otomatis semua orang kristen mengakuinya. Sebagian kalangan hanya mengakui Allah sebagai satu-satunya Pencipta dan menganggap Yesus sebagai ciptaan. Kalangan lain mengakui Yesus adalah Pencipta, yang bersama dengan Bapa dalam kesetaraan, menciptakan alam semesta.

Tafsiran

 Ayat 1: Salah satu keagungan utama umat Allah dalam PL adalah tradisi kenabiannya. Israel hidup bukan berdasarkan pemahaman manusia, tetapi berdasarkan wahyu Allah melalui para nabi.

Ayat 2a: Semua nubuatan para nabi tentang Mesias kini digenapi, yakni dalam pribadi “Anak.” Pada pasal-pasal selanjutnya, gelar Anak ini akan menjadi tulang punggung surat Ibrani tentang Yesus, yang membedakannya dari semua wakil manusia. Perhatikan bahwa nama “Yesus” baru muncul dalam pasal 2:9, ketika surat berfokus pada inkarnasi Anak sebagai manusia. Sebelum itu, Ia disebutkan bukan dengan nama manusianya, melainkan dengan gelar untuk menekankan sifat esensial Anak sebagai Allah.

Ayat 2b–4: Terdapat tujuh pernyataan menarik yang menjelaskan status unik “Sang Anak”. Ketujuh pernyataan itu hendak memperjelas bahwa Anak setara dengan Bapa, dan lebih dari sekadar nabi atau malaikat. Anak digambarkan sebagai: (1) pewaris segala yang ada; (2) Pencipta alam semesta; (3) cahaya kemuliaan Allah; (4) gambar wujud Allah; (5) penopang dunia; (6) penyuci dosa; (7) duduk di sebelah kanan Yang Maha Besar; dan jauh lebih tinggi dari malaikat.

Poin 1, 2, dan 5 menelusuri peran Anak dalam kaitannya dengan alam semesta, yang mencakup masa lalu, masa kini, dan masa depan. “Melalui” Anak, Allah menciptakan alam semesta di masa lalu. Pada masa sekarang, Anak yang sama itu menopang segala sesuatu “dengan firman-Nya yang penuh kuasa”. Sedangkan nasib masa depan alam semesta harus dipahami dalam hubungannya dengan Dia yang adalah “pewaris segala sesuatu.” Atribut yang dalam agama Yahudi hanya boleh diperuntukkan bagi Allah, Sang Pencipta, kini diberikan juga kepada Yesus sebagai pengakuan status keilahiannya.

Poin 3-4 yang mengawali ayat 3 menggambarkan hubungan Anak dengan Allah bukan dalam peran kreatif-Nya, melainkan dalam hakikat esensial-Nya. Anak adalah “cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah.” Dalam literatur alkitabiah, kata “kemuliaan” menunjukkan perwujudan yang cemerlang dari kehadiran Allah. Oleh karena itu, melihat Yesus sebagai kemuliaan Allah berarti menyaksikan kehadiran Allah sendiri. Sementara gagasan bahwa Anak adalah “gambar wujud Allah” merupakan gambaran yang tepat dari keberadaan Allah. Artinya bahwa Anak memberikan gambaran yang jelas tentang karakter Allah.

Kemuliaan Anak tidak hanya terletak pada sifat kekal-Nya, tetapi juga pada peranan-Nya dalam membawa keselamatan bagi manusia. Poin 6-7 memperkenalkan dua tema yang paling menonjol dari surat ini. Pertama, Anak telah selesai “menyucikan dosa”. Tema karya pengorbanan Kristus ini akan menjadi fokus pasal 9–10 dalam jabatan-Nya sebagai Imam Besar Agung kita. Dalam kedua pasal ini, penulis akan menekankan bahwa pekerjaan penyucian ini sekarang telah selesai sepenuhnya. Cara untuk mencapai “penyucian” ini dilakukan melalui penumpahan darah (9:14, 22, dst).

Namun, penghinaan yang dialami Sang Anak dalam penyaliban segera diikuti dengan pengagungan, yakni “duduk di sebelah kanan Yang Maha Besar.” Tema ini akan menggema dalam surat itu (lih. 1:13; 8:1; 10:12; 12:2 ). Sang Anak, yang telah menyelesaikan pekerjaan-Nya di dunia, kini menempati posisi otoritas tertinggi di surga setelah Allah sendiri.

Aplikasi

  1. Sejak awal, gereja sudah menghadapi berbagai ajaran sesat yang tidak mengakui Yesus sebagai Allah dan Pencipta alam semesta. Yesus bukan pencipta sebab ia sendiri adalah ciptaan yang baru muncul saat lahir di Statusnya sebagai Anak Allah tidak bersifat kekal, tetapi baru diperoleh saat pembaptisan Yohanes. Bagi mereka, hanya Bapa sajalah Pencipta alam semesta. Yesus adalah pencipta yang diciptakan. Sebelum menciptakan alam semesta, Bapa menciptakan Yesus sebagai sulung ciptaan. Lalu Yesus dilibatkan dalam penciptaan alam. Paham sesat ini lahir dari tafsiran yang keliru terhadap Kolose 1:15-23. Kalaupun diakui sebagai pencipta, Yesus hanya menciptakan yang ada di dalam langit dan bumi, bukan menciptakan langit dan bumi. PeranYesus sebagai pencipta juga terbatas pada penciptaan manusia baru, bukan alam semesta.
  2. Teks Ibrani memberitahu kita ajaran yang benar. Melalui tujuh pengakuan kepada Yesus sebagaimana uraian diatas, penulis menegaskan status Yesus sebagai Allah. Masing-masing hendak menegaskan hakikat keilahian tertentu dengan penekanan yang khas. Melalui tujuh pengakuan ini, penulis hendak menyadarkan pembaca bahwa tak boleh ada satu tarikan nafas pun tanpa pengakuan akan Anak selaku
  3. Hari ini adalah minggu terakhir tahun liturgi gereja, yang kita sebut “Minggu Kristus Raja.” Setelah berjalan bersama Kristus selama setahun, pertanyaan renungan bagi kita ialah: “Apakah Kritus telah menjadi raja atas kehidupan kita selaku individu, keluarga, dan gereja (organisasi dan organisme)? Menurut bacaan kita, jawabannya ditentukan oleh dasar pengakuan kita kepada Kristus. Bila pengakuan kita dilakukan berdasarkan ketujuh pengakuan Ibrani ini, hal itu akan menuntun kita kepada hidup yang menjadikan Kristus sebagai raja. (jami)

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Linkdin
Share on Pinterest

Leave a comment

Kumpulan Bacaan