Bahan Kotbah Kebaktian Minggu, Bulan Kebangsaan, 6 Agustus 2023
Bacaan Alkitab : Kejadian 18:16-33
Tema : BERDOA DAN BERKARYA BAGI KESELAMATAN BANGSA
Pengantar
Aristoteles, seorang pemikir kuno mendefinisikan manusia sebagai zoon politikon, yakni makhluk sosial. Maksudnya adalah bahwa seseorang baru disebut makhluk sosial apabila ia mampu berpartisipasi dalam kehidupan sosial, yang dimulai dari lingkungan keluarga, kampung (masyarakat), dan puncaknya adalah dalam lingkup negara. Partisipasi yang dimaksud adalah mewujudkan potensi-potensi diri secara maksimal bagi masyarakat dan bangsa. Misalnya seseorang memiliki kemampuan mengajar yang baik, maka ia mesti mengabdikan hidupnya bagi negara dengan mengajar sungguh-sungguh sebagai pendidik (guru/dosen). Atau seseorang sangat terampil dalam bertani, maka ia mesti serius bekerja sebagai petani agar tersedia bahan makanan yang cukup bagi bangsa dan negara. Jadi pola berpikir zoon politikon adalah bukan hanya menyangkut kebutuhan pribadi/ keluarganya, melainkan sumbangsih potensi dirinya bagi bangsa dan negara. Artinya setiap orang mesti terlibat dalam urusan-urusan kehidupan bangsa dengan melakukan sesuatu. Tidak boleh berdiam diri. Apa yang bisa kita lakukan sebagai warga GMIT dalam kehidupan berbangsa? Mari kita belajar dari sikap Abraham dalam bacaan di atas.
Penjelasan Teks
Dalam ayat 1-15, dikisahkan bahwa Tuhan menampakan diri kepada Abraham di Mamre melalui penampakkan tiga orang (ay.1-2). Dalam penampakkan itu, Allah mengulangi janji-Nya bahwa Abraham akan dikaruniai anak laki-laki. Setelah janji itu disampaikan, ketiga orang itu melanjutkan perjalanan ke arah Sodom. Abraham pun ikut serta. Lalu kata Tuhan: “apakah Aku akan menyembunyikan dari Abraham apa yang hendak Kulakukan ini?” Allah sedang berpikir untuk menghukum Sodom karena banyak dosa dan kejahatan di sana. Banyak orang telah mengeluh dengan Sodom dan Gomora yang penuh dengan dosa. Oleh karena itu, Allah berencana melenyapkan kota itu bersama seluruh warganya. Tetapi Allah juga ingat akan janji-Nya bahwa Ia akan menjadikan Abraham bangsa yang besar dan akan menjadikan dia saluran berkat bagi bangsa-bangsa lain. Janji kepada Abraham inilah yang membuat Allah masih menimbang-nimbang: apakah hukuman harus segera dilaksanakan atau tidak. Sementara Allah masih menimbang-nimbang, Abraham datang kepada-Nya dan melakukan penawaran. Abraham bertanya kepada Allah, apakah Allah akan melenyapkan orang benar bersama orang berdosa? (ay.23). Abraham bertanya kepada Allah: apabila ada lima puluh orang benar di Sodom, apakah Allah akan menghukum kota itu? Allah menjawab bahwa Dia tidak akan melenyapkan Sodom apabila didapati lima puluh orang benar di sana. Tuhan berjanji akan mengampuni mereka. Lalu Abraham bertanya lagi, apabila ada empat puluh lima orang benar, apakah Allah akan melenyapkan kota itu?
Allah berjanji tidak akan memusnahkan kota itu. Abraham terus melakukan penawaran, apabila ada 40, 30, 20, hingga 10 orang benar saja, apakah Tuhan akan memusnahkan Sodom? Tuhan menjawab bahwa Ia tidak akan melenyapkan kota itu apabila ada 40, atau 30, atau 20, atau bahkan hanya 10 orang benar saja di sana.
Dalam dialog itu, sesungguhnya Abraham sedang memohon belas kasihan Allah supaya Sodom diampuni dan dibebaskan dari hukuman yang dirancangkan-Nya. Sebab Abraham prihatin pada Sodom, dan ia mengasihi mereka yang hidup benar di sana. Itulah sebabnya, Abraham berharap Sodom tidak dimusnahkan oleh Allah. Walaupun Sodom bukanlah tanah perjanjian, tetapi Abraham mengasihinya.m Itulah sebabnya Abraham memberanikan diri memohon kepada Allah agar ada pengampunan untuk kota itu.
Aplikasi
Pertama, berdoalah sungguh-sungguh untuk bangsa kita. Berdoa memohon Allah melindungi bangsa kita dari berbagai bencana, ancaman, kejahatan, radikalisme, dan terorisme. Berdoa bagi pemerintah dan semua pihak yang bekerja membangun bangsa, agar mereka bekerja secara jujur dan adil, dan dijauhkan dari tindakan koruptif yang merugikan bangsa. Berdoa untuk perhelatan politik 2024 agar terpilih pemimpin yang jujur dan benar.
Kedua, bertanyalah, apa pergumulan bangsa kita, dan apa yang dapat kita lakukan untuk mengatasi persoalan yang ada. Sebab sebagai bagian dari bangsa Indonesia, orang Kristen pun dituntut partisipasinya. Ditetapkannya bulan Agustus sebagai bulan kebangsaan dalam sidang sinode 2019, dimaksudkan untuk mengajak setiap warga GMIT untuk merenungkan partisipasi dan keterlibatannya dalam pembangunan bangsa Indonesia. Jadi warga GMIT tidak boleh pasif, berdiam diri, atau menutup diri, melainkan harus berperan aktif dalam membangun bangsa Indonesia. Artinya kita diminta untuk ikut membangun bangsa. Bagaimana caranya? Caranya adalah mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kita secara baik, jujur, maksimal. Apabila kita adalah seorang petani, jadilah petani yang bekerja keras sehingga menghasilkan banyak produk pertanian. Apabila kita adalah ASN, jadilah pegawai yang berdedikasi tinggi, sehingga pekerjaan kita berdampak bagi kehidupan umum. Apabila kita adalah aparat desa, jadilah pelayan masyarakat yang peduli, yang jujur dan bertanggungjawab.
Ketiga, kita adalah zoon politikon, maka kita mesti berpikir bagi kepentingan bangsa secara luas. Jangan bertanya, apa yang diberikan oleh negara kepada kita, tetapi bertanya pada diri, apa yang dapat saya lakukan bagi bangsa ini? Maka masing-masing individu harus mengenali potensinya, lalu diwujudkan bagi bangsa kita. Setiap orang dituntut menyumbangkan pikiran, tenaga, dan potensi dirinya bagi masyarakat dan bangsa
Keempat, keberadaan orang benar menjadi bahan pertimbangan hukuman Allah. Bila di Sodom ada orang benar, maka Allah tidak memusnahkan kota itu. Itu berarti sebagai gereja kita mesti hidup benar agar Allah memberkati bangsa kita. Orang Kristen dituntut untuk untuk hidup sesuai kebenaran firman Tuhan, hidup dalam kebenaran, agar Tuhan memberkati bangsa kita. Di mana pun kita ada dan berkarya, kita mesti hidup benar, berperilaku benar dan jujur, sehingga keberadaan kita mendatangkan kebaikan bagi bangsa kita. Jauhilah perbuatan tidak jujur, korupsi, dan segala kejahatan yang dapat merugikan diri, keluarga, masyarakat dan bangsa. (gm).